Lombok Backpacker : Pelesir Sambil Kerja Sosial
Nama Lombok Backpacker sudah dikenal seantero tanah air. Komunitas penikmat wisata ini salah satu kelompok yang aktif mempromosikan pariwisata Lombok. Komunitas ini juga menjadi tuan rumah bagi para backpacker dari berbagai penjuru tanah air, bahkan mancanegara. Tapi tidak banyak yang tahu, komunitas yang terdiri dari berbagai latar belakang profesi ini juga aktif di kegiatan sosial.
NIDA AENI tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya ketika diberikan buku tulis dan pulpen. Itu terlihat dari senyuman murid kelas V SDN 2 Sekotong Barat, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Setidaknya pada tahun ajaran baru, di kelas VI nanti dia sudah memiliki buku tulis baru dan pulpen.
Begitu juga dengan Wina, Fahril dan Zaki. Murid kelas I yang akan naik kelas II ini tak henti-hentinya membuka lembaran buku tulis baru itu. Buku baru yang diberikan itu menjadi semangat mereka untuk masuk ke kelas II nantinya. Usai pembagian buku dan pulpen itu, mereka kembali bermain di pinggir pantai di kampung mereka, Dusun Geresak, Desa Tawun, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Lokasi ini ditempuh dua jam perjalanan dari Kota Mataram.
Tak jauh dari tempat mereka, para ibu-ibu sibuk berkonsultasi dengan dokter (dr) Gustin F Muharyani. Marisah menanyakan tentang kesehatannya yang belakang terganggu. Dia merasa cepat lelah. Dia meminta resep obat dari dr Gustin.
Kegiatan pembagian buku dan pemeriksaan kesehatan itu bukan bakti sosial (baksos) besar. Sasarannya hanya beberapa puluh warga, dan belasan murid-murid SD di sekitar pesisir pantai itu. Kegiatan baksos itu sebenarnya persinggahan anggota Lombok Backpacker. Hari itu jadwal utama mereka menjajal dunia bawah laut Gili Kedis.
Lain waktu, anggota Lombok Backpacker yang akan liburan ke Pantai Segui, Desa Sekaroh, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur membawa berkardus-kardus obat. Sebelum menikmati pasir putih dan dunia bawah laut yang memesona, rombongan singgah di salah satu berugak warga. Begitu rombongan sampai, kopi hitam pekat telah menanti. Rupanya warga sudah menunggu sejak pagi.
Aktivitas sosial yang dilakukan di dua lokasi berbeda itu adalah sebagian kecil kegiatan Lombok Backpacker. Selama ini komunitas travelling yang bermarkas di Mataram ini dikenal aktif mempromosikan pariwisata Lombok melalui sosial media Facebook. Selain itu komunitas ini kerap berbagi penginapan dan jalan bersama komunitas backpacker lainnya.
“Sekalian menikmati liburan sekalian juga kita membantu masyarakat sekitar,’’ kata Koordinator Lombok Backpacker, Duta.
Di sekitar tempat-tempat wisata favorit itu memang tinggal masyarakat. Sebagian hidup di bawah garis kemiskinan. Jauh dari fasilitas kesehatan dan jauh dari sekolah. Itulah sebabnya, dalam beberapa kegiatan Lombok Backpacker fokus pada kegiatan sosial kesehatan dan pendidikan. Seperti sambutan masyarakat di Sekaroh Lomok Timur dan Tawun Lombok Barat. Mereka menunggu sejak pagi. Bahkan sebagian warga menjemput warga lainnya. Pengobatan gratis hari itu benar-benar dinantikan masyarakat.
“Kegiatan ini bermanfaat bagi masyarakat,’’ kata Sahar, nelayan di Desa Tawun Kecamatan Sekotong.
Dalam kegiatan bakti sosial kesehatan, Lombok Backpacker tidak kesusahan mencari tenaga kesehatan. Sebagian anggota Lombok Backpacker berpofesi sebagai perawat, dokter, bidan, ahli gizi, dan tenaga kesehatan lainnya. Biasanya dalam kegiatan baksos kesehatan, para tenaga kesehatan ini diinformasikan lebih awal. Setidaknya saat liburan bersama, mereka cuti dari piket atau memindahkan jadwal piket di rumah sakit.
Informasi juga bisasanya menyebar cepat. Tenaga kesehatan lainnya, yang sebelumnya masih asing dengan Lombok Backpacker akrab setelah kegiatan baksos. Seperti dr Gustin F Muharyani yang pernah ikut liburan ke Gili Kedis. Sebelum menikmati air laut, dr Gustin terlebih dahulu memeriksa kesehatan warga di sekitar lokasi penyeberangan ke Gili Kedis.
Bagi anggota yang non-medis, mereka juga tidak kalah sibuk. Biasanya kegiatan sosial kesehatan satu paket dengan pendidikan. Pembagian buku, pulpen, dan kadang mengajar anak-anak sekitar lokasi wisata sudah menjadi kebiasaan. Buku dan pulpen itu disumbangkan para anggota.
Lain waktu, anggota Lombok Backpacker memasang papan petunjuk lokasi wisata di Sekaroh. Banyaknya pilihan di lokasi itu, seperti Pantai Pink, Segui, Tanjung Ringgit, Bloam, dan tempat lainnya kadang membuat pengunjung bingung. Apalagi di tengah hutan itu tidak ada rambu. Keberadaan papan penunjuk arah yang dipasang Lombok Backpacker banyak membantu wisatawan, khususnya yang baru kali pertama ke kawasan itu.
Kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan komunitas Lombok Backpacker ini dilakukan komunitas lainnya di Indonesia. Sedang trend, komunitas travelling menggiatkan kegiatan pendidikan. Khususnya bagi warga di sekitar destinasi wisata. Selain mempromosikan keindahan wisata, dan tentu juga tetap menjaga keindahan itu, kelompok-kelompok travelling seperti Lombok Backpaker ini bisa menjadi inspirasi komunitas lainnya.